Rabu, 03 Juli 2013

TUGAS HALAMAN 177



NAMA                                    :MERRI AFRIYANI
NIM                                        :2012110031
PRODI                                    :AKUNTANSI
PERTANYAAN HALAMAN 177
1.      Jelaskan penerapan prinsip harga perolehan untuk aktiva tetap.
2.      Jelaskan cara pengelompokan aktiva tetap yang lazim digunakan.
3.      Bagaimana pengukuran harga perolehan aktiva tetap, dalam hal (a) transaksi tunai, dan (b) transakai tidak tunai.
4.      PT merapi membeli tanah dan gedug dari CV  Winogo . Biaya apa sajakah yang mungkin perlu dikeluarkan, apabila PT merapi ingin menggunakan (a) tanah saja, (b) tanah dan gedungnya.
5.      Dalam transaksi pembelian mobil, akuntansi membuat perlakuan yang berbeda terhadap Bea Balik Nama (BBN) DAN biaya STNK. Jelaskan mengapa demikian.
6.      Dalam hal bagaimanakah biaya bunga harus diperhitungkan dalam penentuan harga perolehan aktiva tetap?
7.      Apabila pembelian aktiva tetap dilakukan dalam satu paket (borongan), cara apakah yang dapat dilakukan untuk menentukan harga perolehan masing-masing aktiva tetap?
8.      Nilai buku aktiva tetap pada suatu saat seringkali tidak sama dengan harga pengganti aktiva tetap pada suatu saat tersebut. Jeaskan mengapa demikian.
9.      Sebutkan dua penyebab utama penurunan manfaat suatu aktiva tetap, Jelaskan kedua penyebab tersebut.
10.  Pemilihan metoda depresisi aktiva tetap adalah keputusan manajemen yang dapat diubah secara periodik. Apakah Anda setuju dengan pernyataan tersebut?Jelaskan!
11.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan nilai residu! Apakah nilai residu digunakan dalam setiap metoda depresiasi?
12.  Jelaskn perbedaan antara metoda garis lurus dengan metoda satuan hasil (satuan kegiatan) dalam hal (a) masa manfaat, (b) pola depresiasi tahunan selama masa manfaat aktiva tetap.
13.  Sebutkan dua metoda depresiasi yang termasuk dalam metoda depresiasi dipercepat.
14.  Sebutkan rumus menghitung depresiasi periodik dalam (a) metoda saldo menurun, (b) metoda jumlah angka-angka tahun.
15.  Bedakan pengaruh penggunaan keempat metoda depresiasi yang diterangkan pada bab ini pada jumlah depesiasi tahunan.
16.  Pada tahun keempat dari masa pemakaian suatu aktiva tetap yang semula ditaksir akan mempunyai masa manfaat lima tahun, perusahhan memutuskan bahwa aktiva tersebut akan bermasa manfaat enam tahun. Jelaskan akibat perubahan taksiran masa manfaat tersebut terhadap depresiasi yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi.
17.  Pada tanggal 1 januari 1990, CV Brantas memutuskan bahwa peralatan yang dibeli pada tanggai 1 januari 1984 dengan harga perolehan Rp.12.000.000,00 , akan mempunyai masa manfaat 12 tahun, bukan 10 tahun seperti ditaksir semula. Dengan angapan tidak ada nilai residu, dan perusahaan menggunakan metoda garis lurus, hitunglah (a) nilai buku pad tanggal 1 januari 1990, dan (b) biaya depresiasi tahunan tahun 1990.
18.  Bedakan antara pengeluaran pendapatan dengan pengeluaran modal.
19.  Angkutan pada CV Cimajuk berpendapat bahwa karena semua penambahan dan perbaikan merupakan pengeluaran modal, maka pengeluaran tersebut harus didebetkan ke rekening aktivs tetap yang bersangkutan. Benarkah pendapat tersebut? Jelaskan !
20.  Jelaskan perhitungan depresiasi yang harus dibuat setelah terjadi suatu pengeluaran modal.

JAWABAN
1.      Pertama-tama akan  menjelaskan penerapan prinsip harga perolehan untuk aktiva tetap, selanjutnya akan diuraikan berbagai metoda depersiasi yang bisa digunakan untuk mengalokasiakan harga perolehan tersebut selama masa pemakaian aktiva, akan diterangkan pula akuntansi untuk pengeluaran yang terjadi selama masa penggunaan aktiva tetap.
2.      Agar sejalan dengan prinsip akuntansi yang lazim aktiva tetap harus dicatat sebesar harga perolehanya. Harga perolehan meliputu semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva,dan pengeluaran-pengeluaran lain agar aktiva siap digunakan.
3.      (a). transaksi tunai: sebagai contoh misalkan harga tunai tanah adalah Rp.5.000.000,00 dan pembeli setuju membayar pajak bumi dan bangunan yang belum dibayar pemilik yang lama sebesar Rp.100.000,00, maka harga perolehan tanah akan menjadi Rp.5.100.000,00.
 (b). transaksi tidak tunai: sebagai contoh konsumen ingin membeli tanah seharga Rp.10.000.000,00. Namun pembeli tersebut hanya membayar setangah dari harga yang sebenarnya, dan sisanya dibayar pada bula selanjutnya.
4.      (a). hanya tanah saja : berarti biaya yang dikeluarkan hanya untuk pembelian tanah saja,
(b). tanah dan gedung: berarti biaya yang dikeluarkan untuk membeli tanah besreta gedungnya dan juga pengeluaran untuk perbaikan gedung bila masih dibutuhkan serta biaya untuk pembongkaran jika gedung teersebut tidak digunakan lagi.
5.      Akuntansi ini melakukan perlakuan yang berbeda terhadap BBN dan biaya STNK karena BBN pada kendaraan harus ditambahkan pada harga perolehan sedangkan, biaya STNK tidak dimasukan dalam harga perolehan.
6.      Misalnya dalam hal penggunaan wesel berbunga yang berjangka waktu, biasanya bibayar pada tanggal jatuh wesel.Dalam hal seperti itu harga perolehan aktiva adalah jumlah kas yang dibayarkan sebagai uang muka yang ditambah dengan nilai nominal wesel.
7.      Bisa menggunakan berbagai macam cara tergantung kesepakatan antara pembeli dan penjualn yaitu : pembelian secara tunai dan tidak tunai.
8.      Karena manfaat yang diberikan aktiva tetap umumnya seakin lama semakin menurun.
9.      Penyebab utama penurunan suatu aktiva tetap:
1.      Disebabkan oleh factor fisik,umumnya semakin lama usia barang tersebut ,semakin berkurang  manfaatnya karena sudah tidak kuat dan bagus seperti sebelumnya.
2.      Disebab kan oleh factor fungsi, karena aktiva menjadi tidak memadai lagi, jika aktiva tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan saat ini dan dimasa datang.
10.  Tidak ,karena apabila suatu metoda telah dipilih maka metoda tersebut harus ditetepkan secara konsisten secara masa aktiva yang bersangkutan, sehingga laporan keuangan dari periode ke periode dapat diperbandingkan.
11.   Nilai residu atau biasa disebut nilai sisa adalah taksiran nilai tunai aktiva pada akhir masa manfaat aktiva tersebut. Tidak, karena nilai residu hanya ditemukan pada metoda garis lurus.
12.  (a).  Metoda Garis lurus
Manfaat: pemakaian aktiva sama besarnya.
Pola depresiasi tahunan selama masa aktiva tetap: beban depresiasi periodic sepanjang masa pemakaian aktiva sama besarnya
(b). Metoda Satuan hasil
Manfaatnya: tidak dinyatakan dengan jangka waktu melainkan dengan jumlah satuan-satuan atau unit.
Pola depresiasi: lebih merupakan fungsi waktu bukan kegiatan dan satuan hasilnya sukar diukur.
13.  (1). Metoda saldo menurun ganda , (2). Metoda jumlah angka-angka tahun
14.  Rumusnya adalah
(a). metoda saldo menurun :
= Biaya depresiasi
(b). Metoda jumlah angka-angka tahun:
=Biaya depresiasi
15.  Perbedaan pada nilai nominal yang setiap tahunnya bervariasi.
16.  Akibat perubahan taksiran masa manfaat tersebut terhadap depresiasi yang akan dilaporkan dalam laporan laba-rugi adalah akan berpengaruh pada kepercayaan pembaca terhadap laporan keuangan.
17.  Rumus menghitungnya adalah :
                                                           
18.  Perbedaannya adalah periode terjadinya pengeluaran dicatat dengan mendebet rekening biaya reparasi dan pemeliharaan periode terjadinya pengeluaran tersebut. Sedangkan pengeluaran modal yeitu pengeluaran untuk penambahan dan perbaikan akan meningkatkan investasi perusahaan dalam fasilitas produksi.
19.  Salah, karena pengertian tersebut merupakan arti dari pengeluaran pendapatan bukan pengeluaran modal.
20.  Perhitungan depresiasi yang harus dibuat setelah terjadinya suatu pengeluaran modal serupa dengan prosedur untuk merefisi depresiasi tahunan. Perlu ditentukan harga perolehan yang akan didepresiasi setelah direfisi,setelah pengeluaran modal dicatat dalam pembukuan.

TUGAS PENGANTAR AKUNTANSI BAB 3



BAB 3
PERSEDIAAN
Persediaan barang dagangan adalah elemen yang sangat penting dalam penentuan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang eceran,maupun perusahaan dagang partai besar. Dalam BAB ini akan dijelaskan prosedur-prosedur penentuan jumlah persediaan dan metode penentuan harga perolehan persediaan yang ada digudang pada tanggal neraca. Selain itu juga akan dibahas pemakaian sistem persediaan perpetual, penentuan persediaan dengan metode taksiran, dan pengaruh kesalahan dalam persediaan terhadap keuangan.
·         ARTI PENTING PERSEDIAAN
Persediaan berpengaruh terhadap neraca maupun lapoan laba-rugi. Dalam neraca sebuah perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur, persediaan sering kali merupakan bagian yang sangat besar dari keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
Manajemen persediaan yang efektif sering kali merupakan kunci keberhasilan operasi perusahaan. Manajemen berusaha untuk mempertahankan kuantitas dan jenis persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen, tapi disisi lain manajemen juga harus menghindarkan biaya penyimpanan persediaan yang terlalu tinggi sebagai akibat penentuan persediaan yang tinggi.
·         KLASIFIKASI PERSEDIAAN
Dalam sebuah perusahaan dagang, persediaan terdiri dari berbagai macam dan jenis. Persediaan memiliki 2 karakteristik pnting, yakni:
1.      Persediaan tersebut merupakan milik perusahaan
2.      Persediaan tersebut siap dijual kepada para konsumen
Oleh karena itu dalam perusahaan dagang hanya dikenal satu klasifikasi persediaan yang disebut persediaan barang dagangan.persediaan ini meliputi segala macam barang dagangan yang dimiliki perusahaan.
·         PENENTUAN KUANTITAS PERSEDIAAN
Tujuan penentuan kuantitas persediaan ialah untuk menetapkan jumlah unit (satuan) persediaan yang dimiliki persediaan perusahaan pada tanggal neraca. Pekerjaan ini meliputi 2 hal, yaitu:
1.      Melakukan perhitungan fisik atas barang yang ada digudang.
2.      Menentukan pemilikan atas barang dalam perjalanan.
ü  Perhitungan fisik persediaan
Perhitungan fisik persediaan meliputi pekerjaan menghitung, menimbang, atau mengukur tiap-tiap jenis barang yang berada dalam persediaan.
ü  Barang dalam perjalanan
Barang disebut berada dalam perjalanan apabila barang tersebut pada tanggal neraca berada ditangan pihak pengangkut,seperti perusahaan kereta api, perusahaan angkutan dengan truk, atau angkutan udara.
·         HARGA PEROLEHAN PERSEDIAAN
Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapat barang dan menempatkannya dalam kondisi yang siap untuk dijual.
METODA PENETAPAN HARGA PEROLEHAN ATAS DASAR ALIRAN FISIK SESENGGUHNYA
Penetapan harga perolehan persediaan adalah pekerjaan yang rumit karena barang yang berada dalam persediaan mungkin berasal dari pembelian yang berbeda dengan harga perolehan yang berbeda pula.
Metode identifikasi khusus yang berarti mengikuti aliran fisik barang yang sesungguhnya terjadi.dalam metode ini tiap jenis persediaan diberi tanda, digantungi kartu,atau diberi kode menurut harga perolehannya.
Metode identifikasi khusus biasanya diterapkan pada perusahaan yang menjual barang yang mahal harganya tetapi jumlah dan jenisnya terbatas, sehingga dapat diidentifikasi dengan jelas sejak saat barang dibeli hingga terjual kembali. Barang-barang semacam itu misalnya mobil, alat-alat musik, barang-barang elektronika, dan barang-barang antik.
METODA HARGA PEROLEHAN ATAS DASAR ALIRAN ANGGAPAN
Metode identifikasi khusus yang didasarkan pada aliran fisik sesungguhnya seperti diuraikan diatas sangat terbatas penerapannya. Pada perusahaan yang menjual barang dengan aneka ragam jenis dan banyak jumlahnya, penerapan metode ini tidak praktis. Oleh karena itu dalam akuntansi lazim digunakan metode penentuan harga perolehan yang didasarkan pada aliran anggapan (bukan aliran fisik yang sesungguhnya), yaitu :
1.      First in, first out (FIFO)
2.      Last in, first out (LIFO)
3.      Harga perolehan rata-rata
First in, first out (FIFO)
Metode FIFO menganggap bahwa barang yang lebih dahulu dibeli, akan dijual lebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang yang lebih dulu dibeli, dianggap akan menjadi harga pokok penjualan lebih dulu juga.
Last in, first out (LIFO)
Metoda LIFO didasarkan pada anggapan bahwa barang yang dibeli lebih akhir akan dijual atau dikeluarkan lebih dahulu. Dengan demikian harga perolrhan barang yang dibeli lebih akhir akan dialokasikan lebih dahulu sebagai harga pokok penjualan. Metode LIFO diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebagai metode masuk terakhir, keluar pertama (MTKP).
Metode rata-rata
Metode rata-rata didasarkan pada anggapan bahwa barang tersedia untuk dijual adalah homogin. Pada metode ini, pengalokasian harga perolehan barang yang tesedia untuk dijual dilakukan atas dasar harga perolehan rata-rata tertimbang.
·         PEMILIHAN METODE HARGA PEROLEHAN
Pada umumnya alasan yang mendasari pemilihan suatu metode meliputi 3 faktor berikut:
1.      Pengaruh terhadap neraca
2.      Pengaruh terhadap laporan rugi-laba
3.      Pengaruh pajak
Pengaruh terhadap neraca
        Keuntungan pemakaian metode FIFO akan terasa pada masa inflasi, karena pemakaian FIFO pada masa itu akan menghasilkan nilai persediaan yang lebih mencerminkan harga yang berlaku pada tanggal neraca. Sebaliknya jika metode LIFO digunakan pada masa inflasi, harga perolehan persediaan pada tanggal neraca akan didasarkan pada harga perolehan barang yang dibeli lebih awal, atau bahkan harga perolehan barang yang berasal dari periode sebelumnya, mengakibatkan harga perolehan persediaan barang tidak mencerminkan keadaan pada tanggal neraca, dan aktiva lancar serta total aktiva akan di laporkan lebih rendah dari harga yang berlaku pada tanggal neraca.
Pengaruh terhadap laporan laba-rugi
        Persediaan setiap rupiah dalam persediaan akhir akan mengakibatkan perbedaan yang sama jumlahnya dalam laba bersih sebelum pajak.
Pengaruh pajak
        Meskipun jumlah rupiah persediaan dan laba bersih selama masa inflasi pada metode FIFO lebih besar dibandingkan dengan LIFO, namun dewasa ini banyak perusahaan yang berpindah ke metode LIFO. Hal ini disebabkan karena penghitungan laba bersih dengan menggunakan metode LIFO akan menghasilkan pajak penghasilan yang lebih rendah (karena labanya lebih kecil) bila dibangingkan dengan metode FIFO ataupun metode rata-rata.
·         SISTEM PERSEDIAAN PERPETUAL
Ciri-ciri terpenting dalam sistem tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening persediaan, bukan rekening pembelian.
2.      Harga pokok penjualan dihitung untuk tiap transaksi penjualan, dan dicatat dengan mendebet rekening harga pokok penjualan, dan mengkredit rekening persediaan.
3.      Persediaan merupakan rekening kontrol dan dilengkapi dengan buku pembantu persediaan yang berisi catatan untuk tiap jenis persediaan. Buku pembantu persediaan menunjukan kuantitas dan harga perolehan untuk setiap jenis barang yang ada dalam persediaan.

TUGAS PENGANTAR AKUNTANSI BAB 2

BAB 2
PIUTANG DAGANG DAN PIUTANG WESEL
             JENIS-JENIS PIUTANG
PIUTANG DAGANG umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun. Oleh karena itu piutang dagang dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva lancar. Piutang harus dibedakan dari piutang wesel ataupun piutang pendapatan (pendapatan yang masih akan diterima) dan dari aktiva lain yang tidak timbul dari penjualan sehari-hari, karena piutang dagang berkaitan erat dengan operasi perusahaan yang utama.
PIUTANG WESEL lebih formal bila dibandingkan dengan piutang dagang. Debitur (pihak yang harus membayar) dalam piutang wesel membuat suatu janji tertulis kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat janji tersebut pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Jangka waktu wesel bisa bermacam-macam, tetapi pada umumnya paling sedikit 60 hari. Surat wesel yang dipegang oleh pihak kreditur menjadi tanda bukti adanya piutang wesel. Berbeda dengan piutang dagang, piutang wesel bisa juga timbul karena transaksi peminjaman uang.
PIUTANG LAIN-LAIN terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel. Dalam kategori ini termasuk di dalamnya piutang kepada karyawan perusahaan, direksi perusahaan, dan piutang kepada cabang-cabang perusahaan.
          BAGIAN KREDIT
penjualan kredit mengandung resiko bagi perusahaan yang berupa kerugian yang harus diderita apabila debitur tidak membayar kewajibannya. Oleh karena itu penjualan kredit, terutama yang berjumlah besar, hanya dapat dilakukan pada pihak yang bonafid.
          BAGIAN PERTAMA – PIUTANG DAGANG
1. Pengakuan piutang dagang

2. Penilaian piutang dagang
apabila piutang dagang telah di catat dalam pembukuan,persoalan berikutnya adalah bagai mana melaporkan piutang dagang dalam neraca.
                a. Kerugian piutang
                b. Metode cadang
                c. Pencatatan taksiran kerugian piutang
                d. Penghapusan piutang
                e. Penerimaan kembali piutang yang telah dihapus
                f. Dasar yang digunakan dalam metode cadang
                g. Persentase dari penjualan
                h. Persentase dari piutang
                i. Metode penghapusan langsung
                3. Pengalihan piutang dagang
                a. Penjualan dengan kartu kredit
          BAGIAN KEDUA-PIUTANG WESEL
1.Wesel dan promes
Dalam dunia bisnis dikenal jenis piutang yang lain,yaitu apa yang disebut wesel dan promes. Piutang ini dapat timbul karena transaksi penjualan secara kredit atau bisa juga berasal dari pemberian pinjaman yang telah dilakukan perusahaan.penggunaan wesel dan promes diatur dalam kitab undang-undang hukum dagang (KUHD) yang disebut sebagai surat berharga.
                a. Surat wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik kepada si wajib bayar untuk membayar  sejumlah uang tertentu yang disebut pada surat tersebut atau orang lain yang ditunjuk.
                b. Surat promes adalah surat janji untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu.
2.Penentuan tanggal jatuh
a. Atas penagihan, artinya pihak tertarik akan membayar wesel pada saat ditagih oleh pemegang wesel.
b.Pada tanggal tertentu, artinya tanggal jatuh ditulis eksplisit dalam surat wesel.
c.Pada akhir masa tertentu, artinya setelah sekian hari, bulan atau tahun, wesel harus dibayar.
3.Wesel bunga dan wesel tidak berbunga
Suatu wesel disebut wesel berbunga apabila dalam wesel disebutkan suatu tingkat bunga tertentu, sedangkan wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak menyebutkan suatu tingkat bunga tertentu.
4.Perhitungan bunga
Rumus dasar untuk menghitung bunga pada wesel berbunga adalah sebagai berikut:
nilai nominal wesel X tingkat bunga per tahun X jangka waktu dalam pecahan dari setahun = bunga
5.Akuntansi untuk piutang wesel
1. Pengakuan piutang wesel
                                a. Piutang wesel dari penjualan kredit
                                b. Piutang wesel dari pemberian pinjaman
                                c. Piutang wesel dari perubahan piutang dagang
2. Penilaian piutang wesel
3. Penyelesaian dan pengalihan piutang wesel
4. Penerimaan penyelesaian wesel
5. Piutang wesel tak dapat di tagih
6. Pengalihan piutang wesel
6.Piutang wesel dengan angsuran
Piutang semacam ini disebut piutang wesel dengan angsuran karena wesel ini memiliki periode untuk mengangsur pokok pinjaman dan bunga selama jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.
7.Penyajian piutang dalam neraca
wesel jangka pendek (kurang dari setahun) dicantumkan dalam necara di bawah investasi sementada pada bagian aktiva lancar. Selain itu, piutang wesel juga harus dilaporkan dalam jumlah bruto maupun cadang kerugian piutangnya.